Kamis, 18 Mei 2017

Maneki Neko


Tak selamanya makhluk mitologi di Jepang berwujud aneh dan mengerikan. Contohnya Maneki Neko yang dijuluki sebagai kucing pemanggil ini. Rupanya benar-benar persis seperti kucing sungguhan, hanya terdapat sedikit perbedaan dibagian tapak dan cakar mereka lebih besar dan mengepal seperti tangan manusia.
Sosok Maneki Neko sudah lama dianggap masyarakat Jepang sebagai simbol kemakmuran dan keberuntungan, untuk itu mereka biasa memajang patung mereka dirumah. Cerita tentang Maneki Neko sebagai makhluk legenda jepang sudah terkenal sejak jaman Jepang Kuno.
Saat itu ada seorang tuan tanah kaya raya sedang berlindung dari hujan badai dan petir dibawah pohon besar yang berada di halaman depan Kuil Gotoku-Ji. Ia sangat ketakutan kalau-kalau petir itu menyambar pohon yang jadi perlindungannya.
Ditengah badai yang begitu dahsyat tiba-tiba muncul seekor kucing milik pendeta kuil Gotoku-Ji, ia pun seolah sedang memanggil dirinya agar mau mengikuti kucing itu. Benar saja tak berapa lama ia berjalan mengikuti kucing , pohon besar tersebut seketika roboh tersambar petir.
Merasa berhutang budi, sejak saat itu Tuan Tanah kaya raya selalu menyisihkan uangnya untuk disumbangkan kepada Kuil Gotoku-Ji. Dan ia juga merenovasil kuil tersebut menjadi lebih megah dan besar. Selepas Maneki Neko meninggal, para pendeta membuatkan Patung kayu untuk mengingat kebaikan dirinya.
Dan sampai kini pun kita masih bisa menemukan Patung Maneki-Neko yang dibuat dari berbagai macam bahan seperti porselin, keramik, perunggu. Kisah kucing keberuntungan ini tak hanya dipercayai orang Jepang saja. Di China pun Maneki Neko dianggap sebagai symbol mendatangkan keberuntungan dan kemakmuran.
Gambar Maneki Neko (kiri) dan Shachicoko

Nekomata



Nekomata dipercaya sebagai sebuah metamorfosis dari kucing peliharaan yang berubah karena disiksa majikannya. Bentuknya berupa monster kucing hitam raksasa, yang terkadang ditampilkan dengan 2 sayap malaikat berwarna hitam yang besar. Dia adalah peliharaan Dewa Kematian. Nekomata hidup dari memakan mayat dan jiwa-jiwa orang mati. Nekomata tidak akan pernah melupakan siksaan oleh seseorang dan akan menyimpan dendam selamanya pada orang tersebut. Bila orang itu sudah mati, maka kerabatnya akan didatangi oleh Nekomata dan dihantui terus menerus. Cara menenangkannya ialah memberikan penghormatan, permohonan maaf dan makanan.

Shirme



Yang terakhir ini mungkin yang paling aneh. Shirme adalah sebutan untuk laki-laki yang matanya di anus. Tidak banyak informasi tentangnya sekarang ini. Kenyataannya, hanya ada satu kisah tercatat tentang Shirme, dan kisah ini sangat disukai pembuat pengarang cerita dan artis Jepang Yosa Buson yang ada di dalam lukisannya. Cerita tentang Shirme itu mengisahkan tentang seorang samurai yang sedang berjalan sendiri di malah hari ketika seseorang memanggilnya. Ia berpaling dan melihat seorang laki-laki misterius membuka baju dan menunjukkan bokongnya dan mata berkilauan muncul dari situ. Samurai itu ketakutan dan melarikan diri. Sejak itu Shirme tidak pernah terlihat lagi.

Ittan Momen



Ittan momen tampak cukup berbahaya walaupun hanya sepotong kain putih sepanjang 33 kaki. Kebiasaannya terbang beas di malam hari, agak aneh, tapi tidak terlalu menakutkan. Makhluk ini memang tidak menakutkan, sampai mereka melakukan kejahatan mereka. Mereka membungkus kepala orang dan meremukkan tengkoraknya sampai mati. Walau begitu, Ittan momen senang jika mendapatkan kepercayaan dari orang-orang untuk dikenakan. Hal itu masih menjadi misteri.

Akaname



Akaname dapat diartikan sebagai 'penjilat kotoran', dan itu tidak salah. Akaname adalah jenis hantu Jepang mengeriikan yang menjilat kamar mandi kotor dengan bantuan lidah dan air liur beracun. Hal ini diyakini merupakan cara orang tua agar anak-anaknya menjaga kebersihan kamar mandi.

Konak jiji



Konak jiji adalah makhluk kecil yang jahat. Hantu ini berbentuk bayi dan bersembunyi di daerah pegunungan terpencil menunggu pejalan kaki lewat. Ketika korban sudah di depan mata, Konak jiji mulai menangis, dan pejalan kaki yang punya hati tentu akan mencari dan menghentikan tangisan bayi dengan menghiburnya. Padahal itu adalah kesalahan besar. Saat Konak jiji diangkat, beratnya akan bertambah tak tertahankan. Beberapa sumber mengatakan mereka bisa tumbuh hingga 350 kilogram, cukup untuk membuat kerusakan serius bagi siapa yang mengangkatnya. Terkadang si korban tidak bisa menjatuhkan Konak jiji karena lumpuh. Namun, jika ada yang bisa bertahan dengan berat Konak jiji, hal itu akan memberikan kekuatan gaib.

Mokumokuren



Mokumokuren juga salah satu dari setan Jepang yang suka melakukan hal aneh. Di zaman Jepang kuno, pintu geser terbuat dari kertas biasa. Tentunya kertas tersebut bisa berlubang dan sobek. Mokumokuren adalah roh yang mendiami kertas pintu geser yang berlubang. Jika pemilik pintu geser ceroboh dan kertasnya banyak lubang, banyak pula Mokumokuren yang mengintip lewat lubang tersebut. Memang hal ini agak menakutkan. Satu-satunya cara untuk menyingkirkan Mokumokuren adalah memperbaiki lubang-lubang pintu.

Makura-gaeshi



Yang unik dari cerita rakyat Jepang adalah karena makhluk-makhluknya yang suka melakukan hal-hal aneh. Makura-gaeshi adalah roh jahil yang terkenal suka menggeser bantal saat orang tidur. Beberapa sumber mengatakan mereka juga suka menaburkan pasir di mata manusia dan mencuri jiwa, tapi yang paling dikenal dari kejahilan hantu ini adalah suka menggeser bantal. Tidak ada cerita yang menjelaskan seberapa jauh bantal dipindahkan, beberapa sumber menceritakan mereka hanya menjatuhkan bantal tersebut saat pemiliknya tertidur pulas.

Nuppeppo



Tidak banyak informasi tentang Nuppeppo. Nuppeppo adalah setan gumpalan daging manusia. Mereka berjalan dengan tangan dan sering ditemukan di kuburan atau kuil kosong tengah malam. Dari mana mereka datang? Mengapa mereka hidup? Apa bau mereka menyengat? Mengapa kebanyakan gambar mereka terlihat lucu? Kami tidak memiliki banyak informasi tentang pakan ternak film horor ini.

Heikegani



Alasan mengapa Heikegani ada di daftar ini adalah karena mereka benar-benar ada. Kepiting Heikegani adalah salah satu spesies artropoda asli Jepang. Asalnya, mitos Jepang menyatakan bahwa kepiting ini menanggung wajah Heike samurai yang tewas dalam pertempuran Dan-no-ura, dan memang tubuh kepiting ini mirip wajah manusia. Carl Saham mengatakan, di masa lalu, orang-orang Jepang hanya memakan kepiting Heikegani yang tidak mirip wajah samurai agar mereka bisa selamat dan mendapat keturunan. Dewasa ini, kebanyakan kepiting ini memiliki tubuh yang menyerupai wajah manusia (meski hanya berdiameter 1 atau 2 inci). Kepiting ini jarang dimakan.

Dead Body Under your Freaking Mattress




Berhati-hatilah jika kalian menginap di hotel dan ketika tidur, anda mencium bau-bau tidak menyenangkan dari bawah kasur anda, karena di bawah kasur anda siapa yang tahu ada mayat tersembunyi di sana??
Urban Legend yang satu ini berawal dari kisah nyata di Las Vegas, Kansas City, California, dan beberapa tempat lain di mana pasangan muda yang menginap di sebuah hotel menemukan mayat di bawah kasur yang telah mereka tiduri semalaman.

Legend of Betsy beaumont

Urban legend yang terkenal di antara anak-anak pramuka. Betsy Beaumont menikah dengan Joe Beaumont dan bercita-cita menjadi seorang penyanyi. Harapan yang tak kesampaian, karena pada suatu malam, Betsy mengalami kecelakaan mobil parah sampai ia hanya dapat diidentifikasi melalui cincin pernikahannya.

Karena sedih, Joe membeli sebuah bumi perkemahan dan menamainya Beaumont untuk mengenang Betsy. Ketika ia meninggal, Joe menyerahkan tanahnya kepada PERKUMPULAN PRAMUKA AMERIKA.

Nah, si Betsy ini sebenernya nggak suka banget sama pramuka. Makanya sampai sekarang pun arwah si Betsy ini diceritakan masih suka berkeliaran di tanah perkemahan milik almarhum suaminya itu.

Kalau ada pramuka yang melihatnya, mereka harus melihat matanya. Kalo si Betsy ini matanya biru, tandanya dia sedang senang dan nggak akan melukaimu. Kalau matanya merah, hmm...
Bersiaplah pulang tinggal nama. Si Betsy ini juga suka latihan menyanyi tengah malam. Dan dia SANGAT TIDAK SUKA dikomentari nyanyiannya. Jadi kalau agan mendengar dia menyanyi, paling baik agan diem aja dan berdoa sampe dia selesai nyanyi. 

Musashibō Benkei

Musashibō Benkei (武蔵坊弁慶?) (? - 15 Juni 1189) atau populer dengan sebutan Benkei adalah seorang sōhei (pendekar biksu) di akhir zaman Heian. Benkei adalah seorang biksu di Gunung Hiei yang menggemari seni bela diri. Pengikut setia Minamoto no Yoshitsune setelah kalah berduel dengannya di atas Jembatan GojōKyoto.
Kisah kehidupan Benkei sulit dibedakan antara kisah nyata dan fiksi. Tokoh Benkei sering sekali ditampilkan dalam folklor Jepang. Dalam seni bercerita tradisional Kōdan, Benkei dikisahkan sebagai biksu eksentrik dengan kekuatan tanpa tanding. Kronologi sejarah Keshogunan Kamakura (Azuma Kagami) mencatat tentang tokoh bernama Musashibō Benkei pada tahun 1185, tetapi kisah kehidupan yang sebenarnya tidak diketahui pasti. Tokoh Musashibō Benkei dulunya bahkan sempat dianggap sebagai tokoh fiksi. Dalam bukuHeike Monogatari, pasangan Yoshitsune dan Benkei merupakan dua tokoh utama.

Perjalanan hidup

Benkei memiliki asal usul keluarga yang tidak jelas, namun sering disebut kelahiran Provinsi Kii. Dalam brosur pariwisata, kota Tanabe di Prefektur Wakayama sering disebut-sebut sebagai kota kelahiran Benkei. Ia dikisahkan sebagai putra dari pendeta Buddha di kuil Shinto bernama Tanzō yang menjabat penguasa wilayah sekaligus panglima angkatan laut Kumano. Dalam kisah Gikeiki, ayah Benkei disebut bernama Benshō, sedangkan dalam Benkei Monogatari ayah Benkei bernama Benshin.
Benkei lahir sebagai anak luar nikah dari putri seorang pejabat Dainagon. Menurut Gikeiki, Benkei berada dalam kandungan ibunya selama 18 bulan, tetapi menurut Benkei Monogatari, ia dikandung selama 3 tahun. Sewaktu baru dilahirkan, ia sudah memiliki penampilan fisik seperti anak berusia 2 atau 3 tahun. Panjang rambutnya sampai menutupi bahu, dengan semua gigi yang sudah tumbuh lengkap. Sewaktu masih kecil, ayahnya bermaksud membunuh Benkei yang dikira anak keturunan iblis. Perbuatan ini dicegah oleh bibinya yang lalu membesarkan Benkei di Kyoto, dan memberinya nama Oniwaka (anak jin).
Selanjutnya, Oniwaka dititipkan ke kuil di Gunung Hiei namun diusir karena gemar berbuat kekerasan. Setelah mencukur sendiri rambutnya hingga gundul, Oniwaka menyebut dirinya sebagai Musashibō Benkei. Sebagai Benkei, ia berkelana ke Shikoku hingga ke Provinsi Harima, dan berulang kali menimbulkan keonaran di sana. Di Harima, Benkei sempat membakar menara di kuil Shoshazan Engyō-ji.
Sesampainya di Kyoto, Benkei bercita-cita mengumpulkan 1.000 bilah pedang (Tachi). Pedang-pedang dirampasnya dengan cara menantang duel samurai yang kebetulan sedang lewat. Ketika bertemu dengan Yoshitsune yang sedang meniup seruling di atas Jembatan Gojō, Benkei sudah berhasil mengumpulkan 999 bilah pedang dan tinggal merampas satu bilah pedang lagi. Perhatian Benkei tertuju pada pedang bagus yang dibawa Yoshitsune, dan berusaha merampasnya lewat suatu pertarungan. Yoshitsune dengan lincah melompat-lompat di atas kisi-kisi jembatan untuk menghindari serangan Benkei. Pada akhirnya, Benkei justru berhasil ditaklukkan Yoshitsune. Sejak itu pula Benkei menjadi pengikut Yoshitsune yang setia, dan ikut bersama Yoshitsune dalam menghancurkan klan Taira. Kisah duel yang terkenal antara Yoshitsune dan Benkei di atas Jembatan Gojō merupakan cerita karangan orang, karena jembatan tersebut belum dibangun sewaktu Yoshitsune masih hidup. Menurut kisah Gikeiki, pertarungan terjadi di lingkungan kuil Kiyomizu-dera.
Sewaktu Yoshitsune bertikai dengan Yoritomo, Benkei mendampingi Yoshitsune melarikan diri ke Provinsi Ōshu untuk meminta perlindungan kepada Fujiwara no Hidehira. Benkei membela Yoshitsune yang diserang pasukan Fujiwara no Yasuhira dalam pertempuran di Koromogawa no tachi. Pertempuran berjalan tidak seimbang. Benkei menghadapi pasukan lawan yang jumlahnya lebih banyak dengan mengayun-ayunkan naginata. Namun akhirnya Benkei tewas dihujani anak panah. Peristiwa kematian Benkei dikenal sebagai "Benkei tewas berdiri" (Benkei no Tachi Ōjō) karena Benkei tewas sambil berdiri kaku. Kisah kesetiaan Benkei merupakan kisah karangan orang berdasarkan buku Gikeiki. Dalam kronologi sejarah Azuma no Kagami, Benkei menyertai Yoshitsune dan Yukiie sewaktu diusir dari Kyoto, tetapi tidak ditemukan catatan lebih jauh mengenai diri Benkei.
Menurut legenda, Benkei dimakamkan di kota HiraizumiPrefektur Iwate.

Noh dan kabuki

Kisah pelarian Benkei dan Yoshitsune sering diangkat sebagai naskah sarugakunoh, dan kabuki. Di antara kisah yang paling terkenal adalah peristiwa di pos pemeriksaan Ataka yang terletak di Provinsi Kaga. Ketika itu, Benkei dan Yoshitsune sedang menyamar sebagai pendeta Yamabushi yang meminta sumbangan untuk kuil Tōdai-ji di Nara. Di pos pemeriksaan, Yoshitsune dan Benkei dihentikan penjaga bernama Togashi Saemon (Togashi Suke menurutGikeiki). Saemon meminta Benkei membacakan Kanjinchō (daftar para pemberi sumbangan) yang dibawanya. Benkei tidak memiliki daftar nama pemberi sumbangan, tetapi dengan lantang membacakan nama-nama penyumbang dari gulungan kertas yang sebenarnya kosong. Saemon tahu bahwa dirinya sedang dikelabui, tetapi membiarkan mereka lewat karena kagum dengan kecerdasan Benkei. Sebagai pelengkap untuk meyakinkan penjaga, Yoshitsune bahkan sempat dipukuli Benkei dengan tongkat besi.
Kisah pelarian Benkei ke Jepang bagian barat juga diangkat sebagai naskah sarugaku yang berjudul Funa Benkei. Selain itu, Benkei tampil dalam naskah kabuki berjudul Yoshitsune Senbonzakura yang menceritakan kisah hidup Yoshitsune.

Tsuchinoko



Model tsuchinoko dari plastik
Tsuchinoko (ツチノコ?) adalah hewan yang dilaporkan ada di Jepang tetapi belum pernah bisa dibuktikan (kriptid). Bentuknya seperti ular namun berperut gendut mirip botol atau pin boling dengan ekor yang kecil mirip ekor tikus. Hewan ini dilaporkan pernah "dilihat" saksi mata di berbagai tempat di Jepang, kecuali di Hokkaido dan Kepulauan Ryukyu. Hingga kini, tsuchinoko belum pernah berhasil ditangkap orang karena saksi mata menjadi takut, atau hewan ini lebih dulu melarikan diri.
Nama "Tsuchinoko" berasal dari nama lokal untuk "hewan" ini menurut penduduk daerah Kansai (KyotoMieNara, dan Shikoku). Di daerah Kanto, penduduk menyebutnya sebagai bachihebi. Beberapa pemerintah daerah di Jepang menawarkan hadiah uang dalam jumlah besar bagi orang yang berhasil menangkap tsuchinoko. Hadiah uang sebesar 100 juta yen pernah ditawarkan kota ItoigawaNiigata[1]

Pemerian

Ilustrasi makhluk yang disebut notsuchidalam buku "Shinano Kishōroku" oleh Ide Michisada (1757-1842) adalah gambar tertua mengenai tsuchinoko.
Ilustrasinotsuchi dalam buku "Noyama Somoku Tsushi" karya Kuroda Suizan (1792-1859)
Saksi mata yang mengaku pernah "melihat" tsuchinoko melaporkan ciri fisik dan tingkah laku sebagai berikut:
  • Dibandingkan dengan ular biasa, bagian perut sedikit agak gendut[2]
  • Kuat meloncat hingga sekitar 2 meter,[3] atau menurut sumber lain dapat meloncat ke depan hingga 2 meter dengan ketinggian 5 meter,[4] atau hingga 10 meter.[5]
  • Suka minum sake[4]
  • Bisa berbunyi "chii"[4]
  • Bergerak dengan sangat cepat[6]
  • Cara bergerak seperti ulat,[4] atau menggulung diri sambil menggigit bagian ekor dan berputar bagaikan roda[3]
  • Berbunyi seperti mendengkur[6]
  • Senang dengan bau misocumi-cumirambut manusia yang dipanggang[4]
  • Ada jenis yang berbisa.[2]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Penjelasan yang masuk akal[sunting | sunting sumber]

Kadal lidah biru (Tiliqua scincoides) dari genus Tiliqua yang memiliki kaki sangat kecil.
Kemungkinan besar, orang hanya salah melihat saja. Perut ular yang baru saja menelan mangsa berukuran besar akan membesar seperti sosok tsuchinoko yang dilaporkan saksi mata. Selain itu, tsuchinoko mirip dengan kadal genus Tiliqua yang masuk ke Jepang sebagai hewan peliharaan sejak sekitar tahun 1970-an. Kadal tersebut memiliki kaki yang kecil dan hampir tidak terlihat, sehingga di tengah kerimbunan dapat disangka sebagai tsuchinoko.

Ubume

Ubume (kanji Jepang: 姑獲鳥 hiragana:うぶめ) adalah hantu wanita yang mati sebelum melahirkan anaknya.[1] Nama lainnya adalah obo, unme, ugume, ubametori. Menghuni di tempat di mana ia melahirkan.[2] Kisah ubume diceritakan pertama kali pada abad ke-12 dalam gulungan ke-17 Konjyaku Monogatari.[3]
Lukisan Ubume berlumuran darah.

Sekilas

Ketika seorang wanita mati sebelum, saat, atau sehabis melahirkan, biasanya arwahnya tak dapat bergerak bebas karena kekhawatiran terhadap anaknya sehingga Ia berubah menjadi ubume.[4] Mereka tampak pada malam yang gelap dan hujan, dan biasanya berjalan-jalan sambil membawa anak meminta pertolongan.[4] Jika ada ibu yang mati setelah melahirkan tetapi bayinya hidup, ubume akan memberikan perawatan pada bayi itu dengan segala cara yang Ia biasa.[1] Ubume akan memasuki rumah atau toko dan membeli makanan, pakaian, atau maninan untuk bayi yang masih hidup tersebut.[4] Uang yang digunakannya untuk membayar berubah menjadi daun tidak lama setelah itu.[4] Ubume juga terkadang mengiring manusia ke tempat di mana bayi telantar untuk diurus oleh orang tersebut.[4]

Ciri fisik

Ubume tampak dalam jubah putih, rambut panjang kusut terurai, dan wajahnya peyot.[2] Yokai ini juga dapat tampak dalam berbagai wujud: wanita yang membawa bayi, wanita hamil, wanita berlumuran darah sambil membawa janin muda.[2] Versi lain mengatakan Ia menyerupai wanita hamil telanjang yang menangis tersedu-sedu meminta pertolongan.[2]

Legenda

Kisah mengenai ubume terbagi menjadi dua versi, dan satu di antaranya berada di gulungan Konjyaku Monogatariterletak di nomor 43 dengan judul Kisah Urabe Suetake sang Pemberani.[3] Dalam kisah tersebut diceritakan seorang pemuda bernama Suetake yang berani menantang teman-temannya untuk melewati sungai angker di mana ubume berada.[3] Dalam perjalanannya, Suetake bertemu ubume dan dimintai tolong untuk membawakan anaknya.[3] Dia pun menggendong anaknya dan lari menyusuri sungai untuk membuktikan pada teman-temannya mengenai keberanian dirinya.[3] Sesampainya di sana, Suetake pun menunjukkan bayi yang diambilnya, namun ternyata itu hanyalah kumpulan sampah daun yang dipadatkan menyerupai bayi manusia.[3]
Kisah lainnya adalah diketahui bahwa di sepanjang sungai Sumida dekat daerah Tsukiji, terdapat beberapa penjual ikan dan sake manis untuk anak-anak yang dikenal dengan amazake.[3] Suatu malam, datang seorang wanita sambil menggenggam bayinya dan membelikan anaknya sake manis.[3] Sang penjual mulai merasakan sesuatu yang aneh pada wanita itu, dan memutuskan untuk mengikutinya.[3] Dia pun sampai di sebuah kuil, dan terkejut mengetahui wanita itu telah menghilang di kegelapan.[3] Dalam gelap, Ia mendengar suara tangisan bayi di area pekuburan dekat kuil, dan mencari asal suara tangisan tersebut.[3] Melihat ada kuburan yang baru saja dibuat, dia meminta orang lain untuk membantu menggali kuburan tersebut, dan terkesiap melihat seorang bayi menangis dipelukan seorang mayat wanita.[3]
Ilustrasi kisah Suetake Sang Pemberani yang mengambil anak dari Ubume.

Intrepretasi

Kekuatan dari cinta ibu membuat mereka tetap eksis secara fisik di dunia nyata untuk mencari anaknya yang gagal ditolong.[1] Biasanya mereka kembali ke dunia manusia untuk menolong anak-anak yang membutuhkan dan pergi meninggalkan kenang-kenangan untuk anak itu secara misterius.[1] Kisah ubume melambangkan pentingnya kisah kasih seorang ibu, dan kisah ini sangat populer di Jepang.[1]
Nama ubume tertulis dengan karakter yang berarti “burung pencuri anak-anak” dan beberapa teori menghubungkan arwah ini dengan yokai lainnya bernamaubumetori.[1] Yokai ini adalah burung jahat yang suka mencuri bayi dan membawanya dalam langit malam

Funayurei

Funayurei (bahasa Jepang: 船幽霊 atauふなゆうれい) yang berarti “perahu hantu” adalah hantu yang mati ketika berlayar di laut lepas menurut mitologi Jepang.[1] Funayurei diartikan juga sekumpulan orang yang mati di laut lalu membentuk koloni pasukan kapal berhantu. Mereka memilki kekuatan supranatural yang kuat, untuk meneror dan menakuti nelayan lokal di Jepang[2] Kisah lainnya mengatakan funayurei adalah bayangan para pelaut yang mati penasaran dan bergentayangan di dunia manusia untuk mencari kawan yang selanjutnya ditenggelamkan bersama-sama dengan mereka.[3] Nama lain dari hantu ini adalah ayakashi.[4]
Lukisan funayurei berusaha menenggelamkan kapal mangsa.

Sekilas

  • Rumor: Funayurei dirumorkan adalah seseorang yang diperkosa secara beramai-ramai oleh sekelompok bajak laut, lalu ditenggelamkan hidup-hidup di laut lepas.[2] Ruh itu lalu mendendam dan mereka hanya menyerang kapal yang tidak memiliki penumpang wanita dan anak-anak.[2] Hantu ini dikabarkan pernah muncul pada tahun 1969 di daerah Kanagawa.[2] Lalu, pada tahun 1954 sebuah perahu bernama Toya Maru tenggelam secara misterius, kecelakaan ini dipercaya merupakan ulah funayurei.[2]
  • Ketika sebuah perahu berlayar ke laut pada saat malam tahun baru, perahu itu pasti akan bertemu funayurei. [5]
  • Penampakan: Seperti hantu-hantu kebanyakan, funayurei biasanya tampak seperti mayat hidup yang mengenakan jubah orang mati.[3] Mereka dapat dilihat di malam hari, ketika bulan purnama, atau pada saat malam badai dan berkabut, terutama selama Obon.[3] Pertama-tama mereka tampil dengan kabut bercahaya, lalu semakin dekat menjelma menjadi sebuah kapal dengan pasukan berhantu.[3]

Perilaku[sunting | sunting sumber]

Funayurei menyerang dengan berbagai macam cara, yaitu menabrakkan kapalnya ke kapal target dan membuatnya terbalik, atau menugaskan pasukannya untuk mendorong kuat-kuat kapal target dan membalikkannya.[3] Para hantu itu juga membawa gayung dan ember yang digunakan untuk mengisi perahu target hingga penuh, dan menenggelamkannya agar mereka memperoleh roh anggota baru.[3]
Terkadang funayurei menyerang bukan dengan segerombolan pasukan besar, tetapi dengan satu setan besar yang langsung menenggalamkan perahu.[3] Funayurei besar ini terkadang disalahartikan dengan umibozu, sebuah yokaiyang juga muncul dan menyerang dengan cara yang sama.[3]
Versi lainnya menceritakan pernah seorang pelaut secara tidak sadar mempersilakan funayurei menaiki perahunya.[1]Setelah naik, funayurei akan meminta hishaku atau gayung air.[1] Jika permintaannya dikabulkan, maka Ia akan menggunakan gayung itu untuk mengeruk air di laut dan memenuhi seisi perahu dengan air hingga perahu itu tenggelam.[1]
Pernah suatu hari seorang nelayan cerdas mengelabui funayurei dengan memberikannya gayung dan ember berlubang.[1] Dengan cara ini funayurei takkan mampu mengisi perahu dengan air.[1] Selain itu juga terdapat taktik untuk menghindari pertemuan langsung dengan funayurei, yaitu dengan menabrakkan kapal langsung ke kapal funayurei, tetapi cara ini sangat beresiko apabila kapal tersebut ternyata bukanlah funayurei. [2] Beberapa pelaut juga pernah lari dari amukan funayurei dengan cara melemparkan mereka makanan, sehingga para setan itu mengejarkan makanan bukan manusia. [2]
Gambar legenda funayurei dan dua orang nelayan.

Legenda[sunting | sunting sumber]

Suatu hari, di Mizushimanada sebuah daerah di Laut Seto (daerah baratOkayama) terdapat sebuah perahu berisi dua orang pria menyusuri laut dengan sangat pelan sambil membawa barang-barang untuk festival tahun baru.[5] Di malam yang gelap, mereka terus mengayuh dayung dengan cepat, tetapi tiba-tiba hujan deras turun.[5] Tahu cuaca sangat tidak bersahabat, mereka tidak berhenti mendayung meskipun hujan memukul-mukul wajah mereka.[5] Selang beberapa saat, perahu mereka terhenti mendadak seakan-akan ada sesuatu yang menahan mereka.[5] Dari kejauhan, mereka melihat bola-bola api beterbangan diselimuti kabut. [5] Semakin dekat, mereka semakin paham bahwa itu adalah makhluk yang mereka takutkan selama ini, funayurei.[5] Sang funayurei lalu meminta hishaku, sejenis gayung untuk mengeruk air.[5] Kedua nelayan itu pun menolak, karena mengetahui apa yang akan terjadi dengan mereka.[5] Dengan ketakutan yang amat sangat, nelayan itu menarik kayuh dengan kuat, namun funayurei belum menyerah, hantu itu merebut paksa salah satu kayuh dari mereka.[5] Panik, salah seorang nelayan itu menyalakan lentera yang tersimpan di perahu, dan ternyata funayurei takut dengan nyala api, lalu pergilah mereka.[5] Legenda ini berasal dari daerah Okayama, dari buku dongeng zaman Edo yang berjudul “Kasshi Yawa.”[4]Para nelayan di desa itu masih menjual sendok hishaku dengan lubang untuk mengusir funayurei