Kamis, 18 Mei 2017

Funayurei

Funayurei (bahasa Jepang: 船幽霊 atauふなゆうれい) yang berarti “perahu hantu” adalah hantu yang mati ketika berlayar di laut lepas menurut mitologi Jepang.[1] Funayurei diartikan juga sekumpulan orang yang mati di laut lalu membentuk koloni pasukan kapal berhantu. Mereka memilki kekuatan supranatural yang kuat, untuk meneror dan menakuti nelayan lokal di Jepang[2] Kisah lainnya mengatakan funayurei adalah bayangan para pelaut yang mati penasaran dan bergentayangan di dunia manusia untuk mencari kawan yang selanjutnya ditenggelamkan bersama-sama dengan mereka.[3] Nama lain dari hantu ini adalah ayakashi.[4]
Lukisan funayurei berusaha menenggelamkan kapal mangsa.

Sekilas

  • Rumor: Funayurei dirumorkan adalah seseorang yang diperkosa secara beramai-ramai oleh sekelompok bajak laut, lalu ditenggelamkan hidup-hidup di laut lepas.[2] Ruh itu lalu mendendam dan mereka hanya menyerang kapal yang tidak memiliki penumpang wanita dan anak-anak.[2] Hantu ini dikabarkan pernah muncul pada tahun 1969 di daerah Kanagawa.[2] Lalu, pada tahun 1954 sebuah perahu bernama Toya Maru tenggelam secara misterius, kecelakaan ini dipercaya merupakan ulah funayurei.[2]
  • Ketika sebuah perahu berlayar ke laut pada saat malam tahun baru, perahu itu pasti akan bertemu funayurei. [5]
  • Penampakan: Seperti hantu-hantu kebanyakan, funayurei biasanya tampak seperti mayat hidup yang mengenakan jubah orang mati.[3] Mereka dapat dilihat di malam hari, ketika bulan purnama, atau pada saat malam badai dan berkabut, terutama selama Obon.[3] Pertama-tama mereka tampil dengan kabut bercahaya, lalu semakin dekat menjelma menjadi sebuah kapal dengan pasukan berhantu.[3]

Perilaku[sunting | sunting sumber]

Funayurei menyerang dengan berbagai macam cara, yaitu menabrakkan kapalnya ke kapal target dan membuatnya terbalik, atau menugaskan pasukannya untuk mendorong kuat-kuat kapal target dan membalikkannya.[3] Para hantu itu juga membawa gayung dan ember yang digunakan untuk mengisi perahu target hingga penuh, dan menenggelamkannya agar mereka memperoleh roh anggota baru.[3]
Terkadang funayurei menyerang bukan dengan segerombolan pasukan besar, tetapi dengan satu setan besar yang langsung menenggalamkan perahu.[3] Funayurei besar ini terkadang disalahartikan dengan umibozu, sebuah yokaiyang juga muncul dan menyerang dengan cara yang sama.[3]
Versi lainnya menceritakan pernah seorang pelaut secara tidak sadar mempersilakan funayurei menaiki perahunya.[1]Setelah naik, funayurei akan meminta hishaku atau gayung air.[1] Jika permintaannya dikabulkan, maka Ia akan menggunakan gayung itu untuk mengeruk air di laut dan memenuhi seisi perahu dengan air hingga perahu itu tenggelam.[1]
Pernah suatu hari seorang nelayan cerdas mengelabui funayurei dengan memberikannya gayung dan ember berlubang.[1] Dengan cara ini funayurei takkan mampu mengisi perahu dengan air.[1] Selain itu juga terdapat taktik untuk menghindari pertemuan langsung dengan funayurei, yaitu dengan menabrakkan kapal langsung ke kapal funayurei, tetapi cara ini sangat beresiko apabila kapal tersebut ternyata bukanlah funayurei. [2] Beberapa pelaut juga pernah lari dari amukan funayurei dengan cara melemparkan mereka makanan, sehingga para setan itu mengejarkan makanan bukan manusia. [2]
Gambar legenda funayurei dan dua orang nelayan.

Legenda[sunting | sunting sumber]

Suatu hari, di Mizushimanada sebuah daerah di Laut Seto (daerah baratOkayama) terdapat sebuah perahu berisi dua orang pria menyusuri laut dengan sangat pelan sambil membawa barang-barang untuk festival tahun baru.[5] Di malam yang gelap, mereka terus mengayuh dayung dengan cepat, tetapi tiba-tiba hujan deras turun.[5] Tahu cuaca sangat tidak bersahabat, mereka tidak berhenti mendayung meskipun hujan memukul-mukul wajah mereka.[5] Selang beberapa saat, perahu mereka terhenti mendadak seakan-akan ada sesuatu yang menahan mereka.[5] Dari kejauhan, mereka melihat bola-bola api beterbangan diselimuti kabut. [5] Semakin dekat, mereka semakin paham bahwa itu adalah makhluk yang mereka takutkan selama ini, funayurei.[5] Sang funayurei lalu meminta hishaku, sejenis gayung untuk mengeruk air.[5] Kedua nelayan itu pun menolak, karena mengetahui apa yang akan terjadi dengan mereka.[5] Dengan ketakutan yang amat sangat, nelayan itu menarik kayuh dengan kuat, namun funayurei belum menyerah, hantu itu merebut paksa salah satu kayuh dari mereka.[5] Panik, salah seorang nelayan itu menyalakan lentera yang tersimpan di perahu, dan ternyata funayurei takut dengan nyala api, lalu pergilah mereka.[5] Legenda ini berasal dari daerah Okayama, dari buku dongeng zaman Edo yang berjudul “Kasshi Yawa.”[4]Para nelayan di desa itu masih menjual sendok hishaku dengan lubang untuk mengusir funayurei

Tidak ada komentar:

Posting Komentar