Zashiki warashi (座敷童子 ) adalah arwah anak-anak yang terutama dipercaya penduduk Prefektur Iwate, Jepang. Arwah ini dipercaya sebagai kami (dewa),[1] yang tinggal di zashiki atau gudang; warashi berarti anak-anak.
Menurut cerita rakyat Jepang, zashiki warashi mendatangkan kekayaan untuk rumah yang ditinggalinya. Meskipun ia suka mengusili anggota keluarga yang tinggal di rumah itu, tetapi akan mendatangkan keberuntungan kepada anggota keluarga yang dapat melihatnya. Cerita zashiki warashi menjadi populer setelah Kunio Yanagita menerbitkan kumpulan cerita legenda Tōno Monogatari (Hikayat dari Tōno) dan Ishigami Mondō (Tanya Jawab mengenai Ishigami).
Salah satu kamar di penginapan Ryokufoso yang berada di Ninohe, Prefektur Iwate dipercaya ditinggali oleh zashiki warashi. Penginapan ini telah berulang kali dijadikan bahan liputan media massa, termasuk acara televisi di Jepang.
Deksripsi[sunting | sunting sumber]
Zashiki warashi umumnya dipercaya orang di Prefektur Iwate, meskipun kadang-kadang dipercaya juga penduduk wilayah Tohoku seperti Prefektur Aomori, Prefektur Miyagi, dan Prefektur Akita.
Pada umumnya, zashiki warashi digambarkan sebagai anak berusia 5 atau 6 tahun. Namun kadang-kadang ia digambarkan sebagai gadis remaja belasan tahun. Kadang-kadang ia juga dilaporkan berusia sekitar 3 tahun hingga 15 tahun.[2] Rambutnya berpotongan model bob (berponi), atau dipotong model zangiri. Jenis kelamin bisa laki-laki atau perempuan. Bila dia anak laki-laki, maka kimono yang dikenakannya dari kain kasuri berwarna gerap atau kain bermotif bergaris-garis. Bila dia anak perempuan, maka pakaiannya adalah kimono jenis kosode dengan mantelchanchanko atau kadang-kadang furisode.[2] Sosok zashiki warashi yang sebenarnya tidak jelas. Oleh karena itu jenis kelaminnya juga kadang-kadang tidak dapat dipastikan.[2] Ada pula rumah yang dihuni oleh dua zashiki warashi, laki-laki dan perempuan. Ada pula legenda yang mengatakan wujudnya seperti hewan buas berwarna hitam atau samurai.[2]
Ia senang usil, sering meninggalkan jejak telapak kakinya. Pada malam hari, ia dikatakan senang bermain-main denganalat pemintal sehingga mengeluarkan bunyi-bunyi seperti musik kagura. Selain itu, ketika anggota keluarga sedang sendirian menjahit pakaian, gerisik suara kertas atau suara menyusut ingus akan terdengar dari kamar sebelah, atau terdengar suara membuka pintu tetapi tidak ada orang. Pada tengah malam, zashiki warashi akan mengusili tamu. Ia naik ke atas futon yang ditiduri tamu, dan menarik-narik bantal yang sedang ditiduri sehingga tamu tidak bisa tidur. Dia tidak bisa didorong karena tenaganya kuat.[1] Adakalanya ia bermain dengan anak-anak.[1]
Zashiki warashi yang tinggal di kuil Shinto Hayachine, Prefektur Iwate kabarnya akan ikut pulang dengan pengunjung kuil yang datang dari tempat jauh. Menurut legenda setempat, zashiki warashiki mengajari anak-anak setempat menyanyi lagu anak-anak zaman dulu (warabe).[3]
Ia tidak memperlihatkan wujudnya kepada orang yang bukan anggota keluarga. Kadang kala ia bisa dilihat oleh anak-anak, tetapi tidak terlihat oleh orang dewasa. Zashiki warashi sering datang ketika orang dewasa sedang menghitung jumlah anak-anak. Dari jumlah anak yang sebenarnya, hitungan selalu akan bertambah satu. Di antara anak-anak yang berkumpul, orang dewasa tidak akan mengenali sosok anak yang berlebih. Kisah-kisah seperti ini sering diangkat ke dalam karya-karya sastra di Jepang.[4]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar